Cari Perlengkapan Sepakbola

Thursday, May 29, 2014

Taping Bukan Sekedar Gaya

Pita warna-warni yang melekat di lutut atlet pujaan anda, bukan pita biasa.  Tekstur dan elastisitasnya sangat mirip kulit manusia. Penempelannya mampu menstabilkan otot, sendi dan tulang pada posisi tertentu. Alternatif baru dalam rehabilitasi dan kedokteran olahraga. Bukan sekedar penghilang nyeri, juga sebuah karya seni.

Sumber: David Beckham, menggunakan taping untuk mengurangi nyeri di bagian pinggang kirinya (www.thedynamicchiropractors.com)

Jika anda penggemar olah raga dan cukup jeli memperhatikan penampilan atlet di lapangan, maka pemandangan itu jadi tak asing lagi. Para atlet sering menempelkan pita warna-warni pada kulit di berbagai bagian tubuhnya. Terkadang dilekatkan di bagian lutut, betis dan lengan. Hampir semua atlet pernah menggunakannya, mulai atlet sepak bola, bulutangkis, tenis, rugby, sepeda, basket, renang dan atlet cabang olah raga lain. Bahkan para selebritis juga memakai taping untuk memaksimalkan aksinya di atas panggung.

Taping merupakan teknik penempelan lembaran pita berperekat pada kulit untuk menstabilkan otot atau tulang pada posisi tertentu. Tujuannya untuk mengurangi rasa sakit dan membantu proses pemulihan pasca cedera. Taping dirancang untuk memfasilitasi proses penyembuhan tubuh secara alami. Penempelan taping memungkinkan stabilisasi otot, sendi dan tulang tanpa membatasi gerak tubuh pemakainya. Setelah melalui evaluasi, metode ini menunjukkan hasil memuaskan dalam berbagai kasus ortopedi, neuromuskuler, kondisi neurologis dan medis.

Taping pertama kali dikembangkan pertengahan 1970-an oleh Dr Kenzo Kase,  praktisi chiropractic dan akupunktur dari Jepang. Dia melakukan pengamatan pada beberapa kasus cedera otot yang tidak terkait dengan cedera sendi ataupun tulang. Untuk menstabilisasi  ternyata lebih efektif membuat koreksi dengan menempelkan taping di bagian otot yang bermasalah.

Selama dua tahun Dr. Kenzo Kaze melakukan riset secara trial and error guna mendapatkan bahan sesuai dengan yang diinginkannya. Dia berusaha menemukan bahan yang memiliki tekstur dan elastisitas mirip kulit manusia. Bahan harus bersifat elastis, tipis, melekat kuat dan memiliki sifat mikroskopis kulit.

Sumber: Sebagai bentuk terapi unik, taping memberikan alternatif baru dalam rehabilitasi dan kedokteran olah raga (www.cliniquezarow.com)

Pita taping hasil rancangan Dr Kenzo Kase selanjutnya diujicobakan pada pasien-pasiennya. Sebagai terapi penghilang rasa nyeri tanpa obat, terbukti efektif selama kurun waktu lebih dari 30 tahun. Ekspos secara internasional pertama kali dilakukan saat Olimpiade Seoul tahun 1988. Dalam dua dekade terakhir, produk taping tersebut menjadi begitu populer di Amerika Serikat. Penggunanya tidak terbatas para atlet dan pelatih, juga para dokter, terapis fisik, terapis okupasi dan banyak profesional kesehatan lainnya. Sebagai bentuk terapi yang unik, taping memberikan alternatif baru dalam rehabilitasi dan kedokteran olahraga di seluruh dunia.

Mendekati Sifat Kulit Manusia

Pita taping terbuat dari serat kapas yang lembut, bahan perekat medis yang aman, bebas latex dan anti air. Dapat digunakan dalam jangka waktu 3-5 hari, sehingga memungkinkan biaya perawatan yang cukup ekonomis.

Karakteristik taping berbahan tipis, sangat elastis, memiliki sifat kulit manusia, sehingga mampu mengoptimalkan aliran darah dan getah bening ke otot tertentu. Dengan berbagai spesifikasi tersebut, terapi taping tidak hanya menawarkan stabilisasi, tapi sekaligus rehabilitasi.

Ada beberapa merek taping yang beredar di pasaran, antara lain: Under Wrap, Elasto Plast, Light Plast Pro, Elastic Wraps, Co Flex, Kinesio Tex, Kinematic Tex dan Mole Skin. Memang belum tersedia secara luas di apotek dan toko peralatan medis di Indonesia, tapi anda bisa mendapatkannya di beberapa toko online, dan masih banyak lagi yang bisa anda temukan lewat pencarian Google.

Sumber: Taping terbuat dari bahan serat kapas yang lembut, tipis dan elastis, dirancang sedemikian rupa agar memiliki kedekatan dengan sifat kulit manusia (www.fmadvancedmassage.com)

Stabilisasi, Rehabilitasi dan Relaksasi
Pada berbagai terapi, taping menunjukkan kemampuannya dalam mendukung sistem neuromuskuler, mengurangi nyeri dan peradangan, meningkatkan kinerja, mencegah cedera, meningkatkan sirkulasi yang baik dan penyembuhan dan membantu mengembalikan homeostasis tubuh.

Penggunaan taping pada bagian tubuh yang luka akan mengurangi pembengkakan dan memar. Taping akan mengangkat kulit dari jaringan di bawahnya, sehingga memungkinkan cairan terkuras dari area tersebut. Dengan cara ini, kulit akan mendapat rangsangan dalam membantu meredakan nyeri, mirip saat kita menggosok daerah yang menyakitkan. Taping juga mampu menggurangi efek lymphoedema, yakni pembengkaan setelah operasi, sehingga sangat efektif digunakan di rumah sakit.

Jumlah pita taping yang digunakan dan arah ketegangan dapat diatur sedemikian rupa, sehingga memberikan efek relaksasi atau merangsang otot. Sifatnya yang elastis akan memberikan kenyamanan kepada pemakai, tidak akan membatasi rentang gerak, karena taping akan mendukung otot-otot dalam gerakan selama 24 jam per hari.

Sumber: Pemakaian taping yang tepat sasaran akan mengurangi nyeri, peradangan, meningkatkan kinerja dan mencegah cedera (www.kinesiotaping.com).

Dalam hubungannya dengan perawatan lain, beberapa kasus berhasil ditangani dengan metode taping, antara lain: ortopedi, neuromuskuler, kondisi neurologis dan medis. Sebagai contoh dalam penanganan achilles tendonitis, nyeri punggung bawah, hematoma dan memar, lymphedema dan ketidakseimbangan otot. Taping juga dapat digunakan untuk mengaktifkan otot-otot postural untuk menarik kembali bahu yang membungkukkan ke depan.

Keuntungan pemakaian taping pada atlet: untuk mengoptimalkan fungsi otot, melemaskan otot-otot bekerja terlalu keras, menghilangkan rasa sakit, menurunkan peradangan dan penopang sendi. Taping juga mampu mengurangi berbagai macam resiko cedera: keseleo/strain, sendi, otot, tulang kering dan tendonitis.

Dengan memanfaatkan teknik yang sedikit berbeda, taping dapat membantu menstabilkan sendi dan ligament, memberikan sirkulasi yang lebih baik sehingga racun dan peradangan dibersihkan. Taping bertindak sebagai katalis untuk membersihkan tubuh sendiri dan sistem perbaikan.

Kerja taping sebagai penguat ligamen dan kapsul sendi yang tidak stabil dengan cara membatasi gerakan anatomi berlebihan atau abnormal. Dengan cara tersebut, taping meningkatkan umpan balik proprioseptif dari tungkai atau sendi.

Salah Tempat Jadi Tak Bermanfaat

Metode taping adalah teknik yang dirancang untuk memfasilitasi proses penyembuhan alami tubuh. Berfungsi untuk memberikan dukungan dan stabilitas otot dan sendi tanpa membatasi rentang gerak tubuh pemakainya. Taping akan memaksimalkan sistem kerja jaringan lunak dan bentuk terapi fisik sebagai pendamping terapi secara medis.

Sumber: Sifat taping yang elastis akan memberikan kenyamanan dan tidak akan membatasi rentang gerak pemakainya (www.kinesiotaping.com).

Berbagai bentuk aktifitas fisik baik itu olah raga, bekerja dan bentuk aktifitas lain memberikan resiko cedera yang berbeda-beda. Semakin ekstrim sebuah aktifitas, semakin besar pula resiko cederanya. Resiko yang dimiliki seorang pengendara sepeda: kombinasi sesak otot fleksor pinggul dan gluteus otot, sehingga mempengaruhi lutut dan menyebabkan nyeri tulang belakang. Pencegahan cedera dapat dilakukan dengan cara: menyiapkan dua potong pita taping dengan panjang 18 inci, lalu keduanya ditempelkan secara paralel pada setiap sisi tulang belakang.

Ryan Westmoreland 19 tahun, pemain Boston Red Sox yang sukses menjalani operasi otak. Sebelumnya dia menderita penyakit penurunan fungsi neuron motorik berupa kelumpuhan syaraf wajah.  Hal itu mempengaruhi sisi kiri wajahnya, menyebabkan ketidakmampuan menutup mata kirinya, tersenyum dan meniup peluit. Terapi dengan taping dapat memfasilitasi pergerakan dan meningkatkan simetri wajah.  Setelah diterapi taping, pasien bisa menutup mata dan berkedip secara bebas, sekaligus mengakhiri penggunaan selotip untuk menutup mata pada malam hari dan menghentikan penggunaan salep untuk mengatasi mata kering. Selain itu pasien juga mengalami kemajuan dalam berbicara, mengunyah makanan dan minum tanpa tumpah.

Sumber: Pemakai taping bukan hanya atlit saja, penyanyi Linking Park juga memakainya untuk menghindari cedera saat beraksi di atas panggung (www.kinesiotaping.com).

Teknik Dalam Penggunaan Taping

Untuk mengatasi masalah cedera otot dengan mempergunakan terapi taping, ada beberapa teknik yang berbeda untuk masalah yang berbeda, sehingga metode taping hanya efektif jika dilakukan oleh seorang terapis yang memiliki kemampuan teknis di bidang ini.

Sumber: Teknik pelekatan taping untuk mengurangi nyeri pada bagian tulang kering (www.splintssportsmedinfo.net)

Untuk itu ada baiknya seorang terapis atau spesialis mengikuti kursus, menyelesaikan program sertifikasi dan bergabung dengan asosiasi. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kesuksesan seseorang yang ingin terjun di bidang ini. Selain itu anda bisa memperdalam sendiri dengan membaca literatur teknik taping yang bisa diperoleh di toko buku atau membeli di toko online.

Sumber: Metode taping hanya efektif jika dilakukan oleh seorang terapis yang memiliki kemampuan teknis di bidang ini. Telah tersedia cukup literatur bagi mereka yang tertarik mendalaminya (www.alibaba.com)

Atlet profesional mempergunakan taping untuk mengatasi luka ringan dan cedera yang tidak terlalu serius, tapi berpotensi mengganggu selama beraktivitas. Taping bukan sekedar stabilisasi atau rehabilitasi saja, perpaduan arah peregangan dan warna pita yang serasi menghadirkan sebuah karya seni yang indah. Saat ini pita warna mencolok sangat disukai di Eropa, bahkan sebagian atlet memakai taping agar penampilannya terlihat keren.

(Tulisan: Machmud Yunus)

Saturday, March 29, 2014

Apa itu kinesio taping?

Apa itu kinesiotaping ?

Plester ini terbuat dari bahan khusus yang sangat elastis seperti katun dan acrylic adhesive back. Dengan desain permukaan seperti ular, plester ini terasa sangat lengket di badan pemakai sehingga tidak mudah terlepas. Kinesio taping ini juga sangat fleksibel dan dapat dikenakan pada sebagian besar bagian dari tubuh yang memungkinkan kita untuk melakukan gerakan penuh.

Apa kegunaan dari kinesiotaping
1.      Fungsi utama dari plester ini adalah untuk memberikan elastisitas lebih kuat bagi otot-otot yang terasa kejang dan juga melindungi serta mendukung otot.
2.      memperbaiki sirkulasi darah
3.      mengurangi rasa sakit atau nyeri
4.      membuat kerja otot lebih nyaman
5.      mensupport atau membantu kerja persendian sebagai penyokong
6.      mengurangi bengkak, sehingga membantu proses penyembuhan
7.      mencegah cedera

Pada kasus apa saja kinesiotaping dapat diberikan :
Cedera olahraga, nyeri bahu, otot robek, nyeri punggung (LBP), sendi tidak stabil, nyeri leher, stroke, dll

Apakah ada efek sampingnya ???
Efek samping dari kinesiotaping ini hampir tidak ada, hanya apabila pemasangannya dilakukan tidak benar justru akan memperparah cidera anda, atau anda tidak akan mendapatkan manfaat dari plester ini. Penyebab beberapa orang tidak merasakan manfaat dari plester ini karena pemasangannya yang keliru

Friday, February 7, 2014

Cidera Olahraga dan Penanganan Pertama (First Aid Injury)

Cidera Olahraga dan Penanganan Pertama (First Aid Injury)

Oleh: Asep Azis

Semua olahraga memiliki risiko cidera, dimana pada saat cidera, kualitas dan performa atlet di lapangan akan menurun.

Ada dua jenis cidera dalam berolahraga. Cidera langsung (traumatic injury) maupun tidak langsung (overuse injury).

Traumatic injury di sini dapat dilihat dengan jelas penyebabnya. Misalnya jatuh, salah gerak, tertabrak, dan lain-lain sehingga menyebakan robekan/putusnya jaringan lunak (soft tissue) seperti ligamen, otot, tendon hingga terjadinya fraktur (patah tulang). Pada kondisi yang seperti ini, diperlukan penanganan medis professional seperti dokter atau fisioterapis.

Overuse injury yaitu cedera yang diakibatkan karena tekanan berulang-ulang biasanya diakibatkan karena pemakaian berlebih. Berhubungan dengan beratnya beban latihan, istirahat yang kurang, perawatan cedera sebelumnya yang kurang tepat serta persiapan dalam pertandingan seperti warming up, stretching dan cooling down setelah pertandingan yang kurang maksimal dan efektif.

Pada saat cedera, tubuh meresponnya dengan tanda-tanda peradangan dari dalam tubuh seperti rubor (kemerahan), tumor (bengkak), kalor (panas), dolor (nyeri) serta functiolesa(penurunan fungsi). Respon tersebut bertujuan untuk memulihkan jaringan yang cedera.

Pembuluh darah di tempat yang mengalami cedera akan melebar (vasodilatasi) dengan maksud untuk mengirim lebih banyak nutrisi dan oksigen supaya mempercepat penyembuhan. Adanya pelebaran pembuluh darah ini menyebabkan tempat yang cidera menjadi lebih terlihat kemerahan (rubor), dan darah yang banyak ini akan merembes dari kapiler menuju ruang antar sel sehingga akan terlihat bengkak (tumor). Karena banyaknya nutrisi dan oksigen sehingga metabolisme meningkat dengan sisa metabolisme berupa panas (kalor). Tumpukan sisa metabolisme dan zat kimia lainnya ini akan merangsang syaraf perasa nyeri di tempat yang cedera sehingga timbul nyeri (dolor). Semuanya akan mengakibatkan penurunan fungsi sendi (functiolesa).

Pada saat terjadi cidera banyak yang masih bingung dalam penanganan cidera. Kebanyakan langsung memberikan balsam ataupun pijatan. Sebuah penangan yang tidak tepat. Penanganan yang tidak tepat akan memperburuk cidera dan memperlambat proses penyembuhan.

Dari segi medis penanganan untuk cedera olahraga untuk soft tissue secara umum memiliki prinsip RICER dan menghindari HARM.

 

Do RICER!

Rest: Istirahatkan bagian tubuh yang mengalami cidera agar cidera tidak semakin parah. Jika merasakan nyeri pada saat bergerak itu berarti tubuh mengirimkan sinyal kepada tubuh untuk mengurangi gerakan di bagian tubuh yang cedera. Kurangi pembebanan tubuh di bagian yang cidera misalkan dengan menggunakan kruk. Istirahat sendiri minimal 48-72 jam. 

Untuk kondisi cidera ringan pada saat bertanding dan dapat melanjutkan permainan, harus dicek terlebih dahulu oleh tim medis dokter atau fisioterapis dan diberikan support sepertitapping/kinesiotape/decker.

Ice: Kompres dengan menggunakan es/dingin  sesegera mungkin, kompres bisa menggunakn es batu ditumbuk dimasukkan plastik kemudian dibebat maupun menggunakan ice bag, atau kompres dengan handuk yang sudah direndam air dingin. Tujuannya adalah mengurangi nyeri dan bengkak pada fase inflamasi, supaya pembuluh darah yang melebar menjadi lebih menutup.

Aplikasikan 10-15 menit saja. Bila lebih dari 20-30 menit justru akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Ulangi kompres setelah 30 menit. Pada 24-72 jam bisa sehari melakukan 6-7 kali kompres es.

Compression: Gunakan bebat menggunakan perban elastis, atau adhesive elastic bandage, kinesio taping dan taping untuk mengurangi bengkak dan pendarahan. Dibebat jangan terlalu kencang. Lepas bebat pada saaat akan tidur kecuali kinesio taping dapat digunakan hingga dua hari.

Elevation: Angkat bagian yang cidera lebih tinggi dari jantung. Misalnya ketika terkenasprain ankle maka ganjal ankle pada saat duduk/tidur dengan menggunakan bantal supaya mengurangi pembengkakan.

Referral: Segera rujuk ke dokter/fisioterapis apabila mencurigai cidera termasuk parah dan mengganggu aktifitas. Cidera akan mendapatkan pemeriksaan dan diagnosa, treatment dan program fisioterapi.

 

No HARM!

Heat: Menggunakan panas pada saat penanganan pertama cidera akan meningkatkan pembengkakan karena panas akan membuat pembuluh darah semakin melebar, seperti pemberian balsam, jahe, minyak kocok, sauna, berendam di bathub, dan shower panas.

Alcohol: Meminum alkohol atau merendam bagian yang cidera dengan alohol akan meningkatkan pembengkakan serta memperlambat proses penyembuhan.

Running: Berlatih dalam 48-72 jam saat cidera akan memperburuk kondisi. Seseorang dinyatakan aman bermain kembali setelah dilakukan pemeriksaan dan diagnosa dari dokter/fisioterapis.

Massage: Massage (pijatan) pada saat cidera akan meningkatkan aliran darah sehingga akan membuat semakin bengkak, dan dapat terjadi kerusakan pada jaringan yang cedera. Misalnya ligamennya terluka lalu diberikan massage maka luka sobeknya akan semakin melebar dan pada saat kembali ke lapangan menjadi kendor dan terganggu stabilitasnya sehingga memudahkan terjadinya cidera ulang.