Pita warna-warni yang melekat di lutut atlet pujaan anda, bukan pita biasa. Tekstur dan elastisitasnya sangat mirip kulit manusia. Penempelannya mampu menstabilkan otot, sendi dan tulang pada posisi tertentu. Alternatif baru dalam rehabilitasi dan kedokteran olahraga. Bukan sekedar penghilang nyeri, juga sebuah karya seni.
Sumber: David Beckham, menggunakan taping untuk mengurangi nyeri di bagian pinggang kirinya (www.thedynamicchiropractors.com)
Jika anda penggemar olah raga dan cukup jeli memperhatikan penampilan atlet di lapangan, maka pemandangan itu jadi tak asing lagi. Para atlet sering menempelkan pita warna-warni pada kulit di berbagai bagian tubuhnya. Terkadang dilekatkan di bagian lutut, betis dan lengan. Hampir semua atlet pernah menggunakannya, mulai atlet sepak bola, bulutangkis, tenis, rugby, sepeda, basket, renang dan atlet cabang olah raga lain. Bahkan para selebritis juga memakai taping untuk memaksimalkan aksinya di atas panggung.
Taping merupakan teknik penempelan lembaran pita berperekat pada kulit untuk menstabilkan otot atau tulang pada posisi tertentu. Tujuannya untuk mengurangi rasa sakit dan membantu proses pemulihan pasca cedera. Taping dirancang untuk memfasilitasi proses penyembuhan tubuh secara alami. Penempelan taping memungkinkan stabilisasi otot, sendi dan tulang tanpa membatasi gerak tubuh pemakainya. Setelah melalui evaluasi, metode ini menunjukkan hasil memuaskan dalam berbagai kasus ortopedi, neuromuskuler, kondisi neurologis dan medis.
Taping pertama kali dikembangkan pertengahan 1970-an oleh Dr Kenzo Kase, praktisi chiropractic dan akupunktur dari Jepang. Dia melakukan pengamatan pada beberapa kasus cedera otot yang tidak terkait dengan cedera sendi ataupun tulang. Untuk menstabilisasi ternyata lebih efektif membuat koreksi dengan menempelkan taping di bagian otot yang bermasalah.
Selama dua tahun Dr. Kenzo Kaze melakukan riset secara trial and error guna mendapatkan bahan sesuai dengan yang diinginkannya. Dia berusaha menemukan bahan yang memiliki tekstur dan elastisitas mirip kulit manusia. Bahan harus bersifat elastis, tipis, melekat kuat dan memiliki sifat mikroskopis kulit.
Sumber: Sebagai bentuk terapi unik, taping memberikan alternatif baru dalam rehabilitasi dan kedokteran olah raga (www.cliniquezarow.com)
Pita taping hasil rancangan Dr Kenzo Kase selanjutnya diujicobakan pada pasien-pasiennya. Sebagai terapi penghilang rasa nyeri tanpa obat, terbukti efektif selama kurun waktu lebih dari 30 tahun. Ekspos secara internasional pertama kali dilakukan saat Olimpiade Seoul tahun 1988. Dalam dua dekade terakhir, produk taping tersebut menjadi begitu populer di Amerika Serikat. Penggunanya tidak terbatas para atlet dan pelatih, juga para dokter, terapis fisik, terapis okupasi dan banyak profesional kesehatan lainnya. Sebagai bentuk terapi yang unik, taping memberikan alternatif baru dalam rehabilitasi dan kedokteran olahraga di seluruh dunia.
Mendekati Sifat Kulit Manusia
Pita taping terbuat dari serat kapas yang lembut, bahan perekat medis yang aman, bebas latex dan anti air. Dapat digunakan dalam jangka waktu 3-5 hari, sehingga memungkinkan biaya perawatan yang cukup ekonomis.
Karakteristik taping berbahan tipis, sangat elastis, memiliki sifat kulit manusia, sehingga mampu mengoptimalkan aliran darah dan getah bening ke otot tertentu. Dengan berbagai spesifikasi tersebut, terapi taping tidak hanya menawarkan stabilisasi, tapi sekaligus rehabilitasi.
Ada beberapa merek taping yang beredar di pasaran, antara lain: Under Wrap, Elasto Plast, Light Plast Pro, Elastic Wraps, Co Flex, Kinesio Tex, Kinematic Tex dan Mole Skin. Memang belum tersedia secara luas di apotek dan toko peralatan medis di Indonesia, tapi anda bisa mendapatkannya di beberapa toko online, dan masih banyak lagi yang bisa anda temukan lewat pencarian Google.
Sumber: Taping terbuat dari bahan serat kapas yang lembut, tipis dan elastis, dirancang sedemikian rupa agar memiliki kedekatan dengan sifat kulit manusia (www.fmadvancedmassage.com)
Stabilisasi, Rehabilitasi dan Relaksasi
Pada berbagai terapi, taping menunjukkan kemampuannya dalam mendukung sistem neuromuskuler, mengurangi nyeri dan peradangan, meningkatkan kinerja, mencegah cedera, meningkatkan sirkulasi yang baik dan penyembuhan dan membantu mengembalikan homeostasis tubuh.
Penggunaan taping pada bagian tubuh yang luka akan mengurangi pembengkakan dan memar. Taping akan mengangkat kulit dari jaringan di bawahnya, sehingga memungkinkan cairan terkuras dari area tersebut. Dengan cara ini, kulit akan mendapat rangsangan dalam membantu meredakan nyeri, mirip saat kita menggosok daerah yang menyakitkan. Taping juga mampu menggurangi efek lymphoedema, yakni pembengkaan setelah operasi, sehingga sangat efektif digunakan di rumah sakit.
Jumlah pita taping yang digunakan dan arah ketegangan dapat diatur sedemikian rupa, sehingga memberikan efek relaksasi atau merangsang otot. Sifatnya yang elastis akan memberikan kenyamanan kepada pemakai, tidak akan membatasi rentang gerak, karena taping akan mendukung otot-otot dalam gerakan selama 24 jam per hari.
Sumber: Pemakaian taping yang tepat sasaran akan mengurangi nyeri, peradangan, meningkatkan kinerja dan mencegah cedera (www.kinesiotaping.com).
Dalam hubungannya dengan perawatan lain, beberapa kasus berhasil ditangani dengan metode taping, antara lain: ortopedi, neuromuskuler, kondisi neurologis dan medis. Sebagai contoh dalam penanganan achilles tendonitis, nyeri punggung bawah, hematoma dan memar, lymphedema dan ketidakseimbangan otot. Taping juga dapat digunakan untuk mengaktifkan otot-otot postural untuk menarik kembali bahu yang membungkukkan ke depan.
Keuntungan pemakaian taping pada atlet: untuk mengoptimalkan fungsi otot, melemaskan otot-otot bekerja terlalu keras, menghilangkan rasa sakit, menurunkan peradangan dan penopang sendi. Taping juga mampu mengurangi berbagai macam resiko cedera: keseleo/strain, sendi, otot, tulang kering dan tendonitis.
Dengan memanfaatkan teknik yang sedikit berbeda, taping dapat membantu menstabilkan sendi dan ligament, memberikan sirkulasi yang lebih baik sehingga racun dan peradangan dibersihkan. Taping bertindak sebagai katalis untuk membersihkan tubuh sendiri dan sistem perbaikan.
Kerja taping sebagai penguat ligamen dan kapsul sendi yang tidak stabil dengan cara membatasi gerakan anatomi berlebihan atau abnormal. Dengan cara tersebut, taping meningkatkan umpan balik proprioseptif dari tungkai atau sendi.
Salah Tempat Jadi Tak Bermanfaat
Metode taping adalah teknik yang dirancang untuk memfasilitasi proses penyembuhan alami tubuh. Berfungsi untuk memberikan dukungan dan stabilitas otot dan sendi tanpa membatasi rentang gerak tubuh pemakainya. Taping akan memaksimalkan sistem kerja jaringan lunak dan bentuk terapi fisik sebagai pendamping terapi secara medis.
Sumber: Sifat taping yang elastis akan memberikan kenyamanan dan tidak akan membatasi rentang gerak pemakainya (www.kinesiotaping.com).
Berbagai bentuk aktifitas fisik baik itu olah raga, bekerja dan bentuk aktifitas lain memberikan resiko cedera yang berbeda-beda. Semakin ekstrim sebuah aktifitas, semakin besar pula resiko cederanya. Resiko yang dimiliki seorang pengendara sepeda: kombinasi sesak otot fleksor pinggul dan gluteus otot, sehingga mempengaruhi lutut dan menyebabkan nyeri tulang belakang. Pencegahan cedera dapat dilakukan dengan cara: menyiapkan dua potong pita taping dengan panjang 18 inci, lalu keduanya ditempelkan secara paralel pada setiap sisi tulang belakang.
Ryan Westmoreland 19 tahun, pemain Boston Red Sox yang sukses menjalani operasi otak. Sebelumnya dia menderita penyakit penurunan fungsi neuron motorik berupa kelumpuhan syaraf wajah. Hal itu mempengaruhi sisi kiri wajahnya, menyebabkan ketidakmampuan menutup mata kirinya, tersenyum dan meniup peluit. Terapi dengan taping dapat memfasilitasi pergerakan dan meningkatkan simetri wajah. Setelah diterapi taping, pasien bisa menutup mata dan berkedip secara bebas, sekaligus mengakhiri penggunaan selotip untuk menutup mata pada malam hari dan menghentikan penggunaan salep untuk mengatasi mata kering. Selain itu pasien juga mengalami kemajuan dalam berbicara, mengunyah makanan dan minum tanpa tumpah.
Sumber: Pemakai taping bukan hanya atlit saja, penyanyi Linking Park juga memakainya untuk menghindari cedera saat beraksi di atas panggung (www.kinesiotaping.com).
Teknik Dalam Penggunaan Taping
Untuk mengatasi masalah cedera otot dengan mempergunakan terapi taping, ada beberapa teknik yang berbeda untuk masalah yang berbeda, sehingga metode taping hanya efektif jika dilakukan oleh seorang terapis yang memiliki kemampuan teknis di bidang ini.
Sumber: Teknik pelekatan taping untuk mengurangi nyeri pada bagian tulang kering (www.splintssportsmedinfo.net)
Untuk itu ada baiknya seorang terapis atau spesialis mengikuti kursus, menyelesaikan program sertifikasi dan bergabung dengan asosiasi. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kesuksesan seseorang yang ingin terjun di bidang ini. Selain itu anda bisa memperdalam sendiri dengan membaca literatur teknik taping yang bisa diperoleh di toko buku atau membeli di toko online.
Sumber: Metode taping hanya efektif jika dilakukan oleh seorang terapis yang memiliki kemampuan teknis di bidang ini. Telah tersedia cukup literatur bagi mereka yang tertarik mendalaminya (www.alibaba.com)
Atlet profesional mempergunakan taping untuk mengatasi luka ringan dan cedera yang tidak terlalu serius, tapi berpotensi mengganggu selama beraktivitas. Taping bukan sekedar stabilisasi atau rehabilitasi saja, perpaduan arah peregangan dan warna pita yang serasi menghadirkan sebuah karya seni yang indah. Saat ini pita warna mencolok sangat disukai di Eropa, bahkan sebagian atlet memakai taping agar penampilannya terlihat keren.
(Tulisan: Machmud Yunus)